Rabu, 07 November 2012


Ada yang lagi mencari tugas tentang makalah TB paru .., aku mo share tugas kami ajja .., semoga bermanfaat .. :)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.       Latar belakang
TB Paru merupakan salah satu penyakit yang sering di dengar dan merupakan salah satu penyakit yang paling sering merenggut nyawa manusia, karena penularanya yang sangat mudah. Untuk itu perlu di pelajari mendalam tentang penyakit yang amat infeksius ini untuk bisa mengantisipasi dan mengendalikan kesehatan masyarakat agar tidak menjadi penyakit yang terus merenggut nyawa manusia.
1.2.       Rumusan masalah
1.             Apa pengertian TB Paru ?
2.             Apa etiologi dari TB paru ?
3.             Apakah Patofisiologi dari TB Paru ?
4.             Apa saja tanda dan gejala TB paru ?
5.             Apa saja pemeriksaan Diagnostik TB paru ?
6.             Apakah Penatalaksanaan kasus TB paru ?

1.3.       Tujuan
1.             Mengetahui apa Pengertian TB paru .
2.             Mengetahui etiologi dari TB paru.
3.             Mengetahui Patofisiologi dari TB paru.
4.             Mengetahui tanda dan gejala dari TB paru.
5.             Mengetahui pemeriksaan apa saja yang di lakukan untuk pasien TB paru.
6.             Mengetahui Penatalaksanaan dari kasus TB Paru.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1.       Pengertian
Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan olehMycobacterium tuberculosis. Kuman batang tanhan asam ini dapat merupakan organisme patogen maupun saprofit. Ada beberapa mikrobakteria patogen , tettapi hanya strain bovin dan human yang patogenik terhadap manusia. Basil tuberkel ini berukuran 0,3 x 2 sampai 4 μm, ukuran ini lebih kecil dari satu sel darah merah.Tuberkulosis Adalah penyakit infeksius,yang terutama menyerang parenkim paru(Smeltzer,2002). Tuberkulosis Adalah penyakit yang daya penularannya sangat tinggi dan sistemik (Reeves,2001)

2.2.       Etiologi
Tuberkulosis ditularkan dari orang ke orang melalui tranmisi udara . Individu terinfeksi melalui berbicara, batuk, bersin, tertawa, bernyanyi melepaskan droplet besar (>100 mikron) dan kecil (1-5 mikron). Droplet besar menetap & kecil tertahan dan terhdup oleh individu yang rentan. Penyebab TB adalah mycobacterium tuberkulosis, berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-4 / Um dan tebal 0.3-0.6 / Um. Sebagian besar kuman terdiri dari asam lemak (lipid). Kuman ini dpt hidup pada udara kering maupun dlm keadaan dingin (bertahun2 dlm lemari esdormant). Kuman hidup sbg parasit intraseluler yakni sitoplasma makropag,makropag yg mempagositosis  awalnya kemudian disenangi karena banyak mengandung lemak. Sifat kuman ini aeroblebih menyenangi jaringan yg tinggi oksigen,khususnya bagian apikal paru shg menjadi tempat predileksi

2.3.       Patofisiologi
Tempat masuk kuman mycobacterium tuberkulosis adalah saluran pernapasan, saluran pencernaan, dan luka terbuka pada kulit (Price,1995). Individu rentan yg menghirup basil tuberkulosis dan menjadi terinfeksi. Bakteri dipindahkan melalui jalan napas ke alveoli, kemudian memperbanyak diri. Basil juga dipindahkan melalui sistem limfe dan aliran darah ke bagian tubuh laian, mis ginjal,tulang,korteks serebri, dan area paru2 lain. Sistem imun tubuh berespon dengan melakukan reaksi inflamasi. Fagosit (neutrofil & makrofag) menelan banyak bakteri; limfosit spesifik tuberkulosis melisis (menghancurkan basil dan jaringan normal.
Reaksi jaringan ini mengakibatkan penumpukan eksudat dalam alveoli dan menyebabkan bronkopneumonia Infeksi awal biasanya timbul 2-10 minggu setelah pemajanan. Masa jaringan baru disebut granulomas, yg merupakan gumpalan basil yang sudah mati dan masih hidup, yg dikelilingi oleh makrofag yg membentuk dinding. Granulomas diubah menjadi massa jaringan fibrosaBag sentral dr jar fibrosa disebut tuberkel Ghon. 10% dr individu yg terinfeksi mengalami penyakit aktif.

2.4.       Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala pada klien secara obyektif adalah :
1.    Keadaan postur tubuh klien yang tampak etrangkat kedua bahunya.
2.    BB klien biasanya menurun; agak kurus.
3.    Demam, dengan suhu tubuh bisa mencapai 40 - 41° C.
4.    Batu lama, > 1 bulan atau adanya batuk kronis.
5.    Batuk yang kadang disertai hemaptoe.
6.    Sesak nafas.
7.    Nyeri dada.
8.    Malaise, (anorexia, nafsu makan menurun, sakit kepala, nyeri otot, berkeringat pada malam hari).
2.5.       Pemeriksaan Diagnostik
1.    Kultur sputum : positif untuk mycobakterium pada tahap akhir penyakit.
2.    Ziehl Neelsen : (pemakaian asam cepat pada gelas kaca untuk usapan cairan darah) positif untuk basil asam cepat.
3.    Test kulit : (PPD, Mantoux, potongan vollmer) ; reaksi positif (area durasi 10 mm) terjadi 48 – 72 jam setelah injeksi intra dermal. Antigen menunjukan infeksi masa lalu dan adanya anti body tetapi tidak secara berarti menunjukan penyakit aktif. Reaksi bermakna pada pasien yang secara klinik sakit berarti bahwa TB aktif tidak dapat diturunkan atau infeksi disebabkan oleh mycobacterium yang berbeda.
4.    Elisa / Western Blot : dapat menyatakan adanya HIV.
5.    Foto thorax ; dapat menunjukan infiltrsi lesi awal pada area paru atas, simpanan kalsium lesi sembuh primer atau efusi cairan, perubahan menunjukan lebih luas TB dapat masuk rongga area fibrosa.
6.    Histologi atau kultur jaringan ( termasuk pembersihan gaster ; urien dan cairan serebrospinal, biopsi kulit ) positif untuk mycobakterium tubrerkulosis.
7.    Biopsi jarum pada jarinagn paru ; positif untuk granula TB ; adanya sel raksasa menunjukan nekrosis.
8.    Elektrosit, dapat tidak normal tergantung lokasi dan bertanya infeksi ; ex ;Hyponaremia, karena retensi air tidak normal, didapat pada TB paru luas. GDA dapat tidak normal tergantung lokasi, berat dan kerusakan sisa pada paru.
9.    Pemeriksaan fungsi pada paru ; penurunan kapasitas vital, peningkatan ruang mati, peningkatan rasio udara resido dan kapasitas paru total dan penurunan saturasi oksigen sekunder terhadap infiltrasi parenkhim / fibrosis, kehilangan jaringan paru dan penyakit pleural (TB paru kronis luas).

2.6.       Penatalaksanaan
Dalam pengobatan TB paru dibagi 2 bagian :
1.             Jangka pendek.
Dengan tata cara pengobatan : setiap hari dengan jangka waktu 1 – 3 bulan.
·       Streptomisin inj 750 mg.
·       Pas 10 mg.
·       Ethambutol 1000 mg.
·       Isoniazid 400 mg.
Kemudian dilanjutkan dengan jangka panjang, tata cara pengobatannya adalah setiap 2 x seminggu, selama 13 – 18 bulan, tetapi setelah perkembangan pengobatan ditemukan terapi.
Therapi TB paru dapat dilakkukan dengan minum obat saja, obat yang diberikan dengan jenis
·       INH.
·       Rifampicin.
·       Ethambutol.
Dengan fase selama 2 x seminggu, dengan lama pengobatan kesembuhan menjadi 6-9 bulan.
2.             Dengan menggunakan obat program TB paru kombipack bila ditemukan dalam pemeriksan sputum BTA ( + ) dengan kombinasi obat :
·       Rifampicin.
·       Isoniazid (INH).
·       Ethambutol.
·       Pyridoxin (B6).







A.           Pengkajian
1.    Aktivitas / istirahat.
Gejala :
·       Kelelahan umum dan kelemahan.
·       Nafas pendek karena bekerja.
·       Kesulitan tidur pada malam atau demam pada malam hari, menggigil dan atau berkeringat.
·       Mimpi buruk.
Tanda :
·       Takhikardi, tachipnoe, / dispnoe pada kerja.
·       Kelelahan otot, nyeri dan sesak (pada tahap lanjut).

2.             Integritas Ego.
Gejala :
·       Adanya faktor stres lama.
·       Masalah keuanagan, rumah.
·       Perasaan tak berdaya / tak ada harapan.
·       Populasi budaya.

Tanda :
·       Menyangkal. (khususnya selama tahap dini).
·       Ancietas, ketakutan, mudah tersinggung.

3.        Makanan / cairan.
Gejala :
·       Anorexia.
·       Tidak dapat mencerna makanan.
·       Penurunan BB.
Tanda :
·       Turgor kulit buruk.
·       Kehilangan lemak subkutan pada otot.

4.        Nyeri / kenyamanan.
Gejala :
·       Nyeri dada meningkat karena batuk berulang.
Tanda :
·       Berhati-hati pada area yang sakit.
·       Perilaku distraksi, gelisah.

5.        Pernafasan.
Gejala :
·       Batuk produktif atau tidak produktif.
·       Nafas pendek.
·       Riwayat tuberkulosis / terpajan pada individu terinjeksi.
Tanda :
·       Peningkatan frekuensi nafas.
·       Pengembangan pernafasan tak simetris.
·       Perkusi dan penurunan fremitus vokal, bunyi nafas menurun tak secara bilateral atau unilateral (effusi pleura / pneomothorax) bunyi nafas tubuler dan / atau bisikan pektoral diatas lesi luas, krekels tercatat diatas apeks paru selam inspirasi cepat setelah batuk pendek (krekels – posttusic).
·       Karakteristik sputum ; hijau purulen, mukoid kuning atau bercampur darah.
·       Deviasi trakeal ( penyebaran bronkogenik ).
·       Tak perhatian, mudah terangsang yang nyata, perubahan mental ( tahap lanjut ).

6.             Keamanan.
Gejala :
·       Adanya kondisi penekana imun, contoh ; AIDS, kanker, tes HIV positif (+)
Tanda :
·       Demam rendah atau sakit panas akut.

7.             Interaksi sosial.
Gejala :
·       Perasaan isolasi / penolakan karena penyakit menular.
·       Perubahan pola biasa dalam tangguang jaawab / perubahan kapasitas fisik untuk melaksankan peran.

8.             Penyuluhan / pembelajaran.
Gejala :
·       Riwayat keluarga TB.
·       Ketidakmampuan umum / status kesehatan buruk.
·       Gagal untuk membaik / kambuhnya TB.
·       Tidak berpartisipasi dalam therapy.

B.            Diagnosa keperawatan Yang Muncul
1.    Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan sekresi yang kental/darah.
2.    Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan membran alveolar-kapiler.





ASUHAN KEPERAWATAN  PENYAKIT TB PARU
DI RS.H.M RABAIN MUARA ENIM
PENGKAJIAN
I. BIODATA.
A. IDENTITAS PASIEN
Nama                           : Tn. Ahmad Syuka
Umur                           : 69 th.
Jenis kelamin               : Laki Laki
Pendidikan                  : SLTA
Agama                         : Islam.
Suku / Bangsa             : Sumatera / Indonesia.
Status perkawinan       : Kawin.
Alamat                         : Ds. Gunung kembang, Kec. Merapi Timur, Kodya Lahat,Sumsel.
Tgl masuk RS / Pusk   : 13-12-2011
Tgl pengkajian : 14-12-2011
Dignosa medis                        : Susp. TB paru.

II. RIWAYAT PENYAKIT.
A.      Keluhan utama.
Batuk berkepanjangan tidak sembuh sembuh, sesak saat Bernafas, Badan demam.
B.       Riwayat penyakit sekarang.
Suhu tubuh meningkat sejak tanggal 11-12-2011, Batuk sejak 1 bulan yang lalu. Keluhan lain bapak mengalami sesak pada saat bernafas, nafsu makan kurang, dan berat badan berangsur angsur turun badan lemah.

Tanggal 13-12-2012 Pasien memutuskan untuk datang berobat ke  RSUD H.M.RABAIN Muara Enim karena Berat badan yang kian turun , sesak yang terus menerus dan Batuk yang tidak sembuh dengan Minum obat yang di beli dari warung.
C.       Riwayat penyakit terdahulu.
Tidak Ada
III. PEMERIKSAAN FISIK.
A.      Keadaan umum.
Kesadaran : Komposmentis.
Vital sign • TD : 120 / 70 mmhg • Temp : 38,5° C.
• Nadi : 84 x / mt • Resp : 30 x / mt.
• TB : 158 cm • BB : 45 kg.
B.       Kulit.
·         Kulit tampak Kering, lesi (-). Tanda peradangan (-). Gejala cianosis (-).
·         Turgor kulit baik, cepat kembali < 2 detik.
·         Kelembaban kulit Kurang.
C.       Kepala.
·         Warna rambut hitam pekat, tampak adanya uban pada sebagian rambut.
·         Distribusi rambut merata.
·         Tidak terdapat adanya benjolan.
·         Bentuk kepala Oval
D.      Penglihatan.
·         Tidak terdapat adanya oedema palpebra.
·         Konjungtiva mata tidak ikterik.
·         Sklera mata Pucat.
·         Refleks pupil terhadap cahaya (+).
E.       Penciuman & Hidung.
·         Bentuk hidung simetris.
·         Pernafasan cuping hidung (+).
·         Tidak terdapat adanya sekret pada lubang hidung.
·         Penciuman kurang baik.
F.        Pendengaran & Telinga.
·         Bentuk telinga simetris dextrta dan sinistra.
·         Lubang telinga bersih, tidak terdapat adanya sekret.
·         Pendengaran berfungsi baik. Dapat merespon dengan baik pertanyaan perawat
G.      Mulut.
·         Bentuk bibir simetris atas dan bawah.
·         Mukosa bibir kering dan tampak pucat.
·         Warna lidah merah bercak keputihan.
·         Tidak terdapat adanya pembengkakan gusi.
H.      Leher.
·         Pulsasi vena jugularis (-).
·         Pembesaran kelenjar thyroid (-).
·         Tidak ada pembatasan gerak leher.
I.         Dada / Pernafasan / Sirkulasi.
·         Bentuk simetris, retraksi dinding dada (+).
·         Fremitus vokal (+) dextra dan sinistra.
·          BJ 1 dan Bj 2 terdengar, ronchi & whezing (-).
·         Bernafas terasa sesak.
J.         Abdomen.
·         Bentuk simetris, ascites (-).
·         Nyeri tekan epigastrium (+).
·         Terjadi penurunan bising usus.
K.      Sistem reproduksi.
·         Jenis kelamin laki-laki.
·         Menurut pasien tidak ada gangguan / kelainan pada organ reproduksi.
L.       Ekstremitas atas & bawah.
·         Akral hangat, ekstremitas atas dapat digerakan, terpasang infus pada tangan kanan. Ikterik (+). Bentuk tangan simetris, jumlah jari lengkap,pertumbuhan kuku normal.
·         Ekstremitas bawah dapat digerakan, ikterik (+). Tonus otot lemah.
·         Adanya kelemahan umum dalam beraktifitas.

IV. KEBUTUHAN FISIK, PSIKOLOGIS, SOSIAL & SPIRITUAL.
A.      Aktivitas & Istirahat.
·         Di rumah : aktivitas sehari-hari sebagai kepala keluarga
·         Pola istirahat tidur malam ± 5 - 6 jam.
·         Di RS : aktivitas di RS dibantu oleh keluarga pasien. Istirahat siang hanya 1 jam, dan istirahat / tidur malam ± 7 jam.
B.       Personal hygiene.
·         Pola mandi 2 x sehari. Gosok gigi 2 x sehari.
·         Ganti baju 2 x sehari.
·         Potong kuku 1 minggu sekali. Sanitasi air bersih dari sumber PDAM. Tapi sering ke sungai
·         Selama di RS pasien tidak bisa mandi, hanya diseka saja oleh keluaraga pasien.
C.       Nutrisi.
·         Pola makan biasanya 3 x sehari, terdiri dari lauk dan pauk.porsi sekali makan bisa sampai 2 piring.
·         Minum air putih sampai dengan 1 ½ liter sehari.tidak suka minum kopi.
·         Di RS diet px bubur rendah lemak. Tetapi px hanya mampu menghabiskan ½ bagian saja.
·         Nutrisi parenteral Ivfd RL 30 tts / mt.

D.      Eliminasi.
·         Di rumah : Pola BAB 1 x sehari, biasanya pada pagi hari.
Pola BAK 5 – 7 sehari.
·         Di RS : Pola BAK tidak ada keluhan, tetap seperti biasa.
Sejak masuk RS sampai dengan sekarang px belum ada Bab

E.       Sexualitas.
·         Lamanya menikah 38 tahun
·         Istri pasien 1 orang berusia 60 tahun.

F.        Psikososial.
·      Selama di RS pasien tampak tenang menerima penyakitnya.
·      Pasien tampak koopertif dan terbuka dengan perawat.
·      Pasien terlihat lebih diam karena KU yang lemah.

G.      Spiritual.
·         Pasien beragama Islam.
·         Menurut pasien, parahnya sakitnya ia tidak dapat sembahyang seperti biasanya.
·         Pasien tampak tabah dalam menjalani program pengobatan.

V. PROSEDUR DIAGNOSTIK DAN PENGOBATAN.
A.      Laboratorium.

HB : 10,5 gr% (anemi ringan )
SGOT  : 21 ( N : <18)
*Hasil lain dalam batasan Normal.
B.       Rontgen
Hasil :……………………..

C.       EKG.
Hasil :…………………….

D.      Pengobatan :
·           Ranitidin tab 2 x 1 tab
·           Ciproprolaxin tab 2 x 1 tab
·           Ventolin nebule
·           IvFD RL GTT XX x/m
·           O2 10 liter/Menit dengan sungkup.





VI.ANALISA DATA
PROSEDUR

Asuhan Keperawatan Pada Pasien TB paru
1. ANALISIS DATA


Data
Kemungkinan Penyebab dampak /dampak
Masalah
DS:
- pasien mengeluh badannya panas karena proses inflamasi aktif
DO
-suhu tubuh>38°C
-pasien tampak gelisah
-keringat banyak keluar
-pemeriksaan Leukosit

Bakteri TB masuk ke tubuh
Terjadi reaksi imun yang
Merangsang pusat keseimbangan
suhu tubuh
Suhu tubuh meningkat
Gangguan keseimbangan suhu tubuh : Hyperthermia
DS
-pasien mengatakan tidak nafsu makan.
DO
-porsi makan tidak habis
-pasien lemah
-BB menurun



Pasien Batuk
Penciuman terganggu
Tidak mempunyai Nafsu Makan
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
DS
-Pasien Mengatakan susah bernafas
DO
-pasien tampak pucat dan lesu
-pasien tampak lemah
-Bernafas megap megap



Terdapat sekret dalam paru membuat Bapak susah untuk bernafas sehiggapemenuhan O2 terganggu.



Gangguan pemenuhan kebutuhan Sirkulasi O2










VII. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Beberapa masalah keperawatan yang mungkin muncul pada penderita hepatitis :
  1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan, perasaan tidak nyaman di kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan, kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia.
  2. Gangguan pemenuhan Okarena nafas sesak.
  3. Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap infeksi bakteri TB.
  4. Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat menular dari agent virus
VIII.INTERVENSI
1.        Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan, perasaan tidak nyaman di kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan, kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan muntah.
Hasil yang diharapkan : Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai tujuan dengan nilai laboratorium normal dan bebas dari tanda-tanda mal nutrisi.
a.    Ajarkan dan bantu klien untuk istirahat sebelum makan
R/ keletihan berlanjut menurunkan keinginan untuk makan
b.    Pertahankan hygiene mulut yang baik sebelum makan dan sesudah makan
R/ akumulasi partikel makanan di mulut dapat menambah baru dan rasa tak sedap yang menurunkan nafsu makan.
c.    Anjurkan makan pada posisi duduk tegak
R/ menurunkan rasa penuh pada abdomen dan dapat meningkatkan pemasukan
d.   Berikan diit tinggi kalori, rendah lemak
R/ glukosa dalam karbohidrat cukup efektif untuk pemenuhan energi, sedangkan lemak sulit untuk diserap/dimetabolisme.
2.        Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap Penyebaran bakteri TB di darah.
Hasil yang diharapkan : Tidak terjadi peningkatan suhu
a.    Monitor tanda vital : suhu badan
R/ sebagai indikator untuk mengetahui status hypertermi
b.    Ajarkan klien pentingnya mempertahankan cairan yang adekuat (sedikitnya 2000 l/hari) untuk mencegah dehidrasi, misalnya sari buah 2,5-3 liter/hari.
R/ dalam kondisi demam terjadi peningkatan evaporasi yang memicu timbulnya dehidrasi
c.    Berikan kompres hangat pada lipatan ketiak dan femur
R/ menghambat pusat simpatis di hipotalamus sehingga terjadi vasodilatasi kulit dengan merangsang kelenjar keringat untuk mengurangi panas tubuh melalui penguapan
d.   Anjurkan klien untuk memakai pakaian yang menyerap keringat
R/ kondisi kulit yang mengalami lembab memicu timbulnya pertumbuhan jamur. Juga akan mengurangi kenyamanan klien, mencegah timbulnya ruam kulit.
3.         Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan pengumpulan cairan intraabdomen, asites penurunan ekspansi paru dan akumulasi sekret.
Hasil yang diharapkan :
Pola nafas adekuat
Intervensi :
a.    Awasi frekwensi , kedalaman dan upaya pernafasan
R/ pernafasan dangkal/cepat kemungkinan terdapat hipoksia atau akumulasi cairan dalam abdomen
b.    Auskultasi bunyi nafas tambahan
R/ kemungkinan menunjukkan adanya akumulasi cairan
c.    Berikan posisi semi fowler
R/ memudahkan pernafasan denagn menurunkan tekanan pada diafragma dan meminimalkan ukuran sekret
d.   Berikan latihan nafas dalam dan batuk efektif
R/ membantu ekspansi paru dalam memobilisasi lemak
e.    Berikan oksigen sesuai kebutuhan
R/ mungkin perlu untuk mencegah hipoksia

4.    Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat menular dari agent virus
Hasil yang diharapkan : Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi.
a.    Gunakan kewaspadaan umum terhadap substansi tubuh yang tepat untuk menangani semua cairan tubuh
·  Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan semua klien atau spesimen
·  Gunakan sarung tangan untuk kontak dengan darah dan cairan tubuh
·  Tempatkan spuit yang telah digunakan dengan segera pada wadah yang tepat, jangan menutup kembali atau memanipulasi jarum dengan cara apapun
R/ pencegahan tersebut dapat memutuskan metode transmisi bakteri TB.
b.    Gunakan teknik pembuangan sampah infeksius, linen dan cairan tubuh dengan tepat untuk membersihkan peralatan-peralatan dan permukaan yang terkontaminasi
R/ teknik ini membantu melindungi orang lain dari kontak dengan materi infeksius dan mencegah transmisi penyakit
c.    Jelaskan pentingnya mencuci tangan dengan sering pada klien, keluarga dan pengunjung lain dan petugas pelayanan kesehatan.
R/ mencuci tangan menghilangkan organisme yang merusak rantai transmisi infeksi
d.   Rujuk ke petugas pengontrol infeksi untuk evaluasi departemen kesehatan yang tepat
R/ rujukan tersebut perlu untuk mengidentifikasikan sumber pemajanan dan kemungkinan orang lain terinfeksi
















BAB III
PENUTUP

3.1.       Kesimpulan
Tuberkulosis Adalah penyakit infeksius,yang terutama menyerang parenkim paru(Smeltzer,2002). Tuberkulosis Adalah penyakit yang daya penularannya sangat tinggi dan sistemik (Reeves,2001). Tuberkulosis ditularkan dari orang ke orang melalui tranmisi udara.
·                Tanda dan gejala pada klien secara obyektif adalah :
1.             Keadaan postur tubuh klien yang tampak etrangkat kedua bahunya.
2.             BB klien biasanya menurun; agak kurus.
3.             Demam, dengan suhu tubuh bisa mencapai 40 - 41° C.
4.             Batuk lama, > 1 bulan atau adanya batuk kronis.
5.             Batuk yang kadang disertai hemaptoe.
6.             Sesak nafas.
7.             Nyeri dada.
8.             Malaise, (anorexia, nafsu makan menurun, sakit kepala, nyeri otot, berkeringat pada malam hari).

3.2.       Saran
Diharapkan kepada baik tenaga kesehatan dan masyarakat sekitar memahami bahwa TB paru merupakan penyakit infeksius yang sangat berbahaya dan mudah menular. Untuk itu agar dapat menyadari gejala dini darah penyakit ini agar dapat terhindar dari penularanya dan mengurangi angka kematian dari masyarakat.




DAFTAR PUSTAKA

http://askep-asuhankeperawatan.blogspot.com/2009/08/askep-asuhan-keperawatan-tuberkulosis.html