Ada yang lagi mencari tugas tentang makalah TB paru .., aku mo share tugas kami ajja .., semoga bermanfaat .. :)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
belakang
TB
Paru merupakan salah satu penyakit yang sering di dengar dan merupakan salah
satu penyakit yang paling sering merenggut nyawa manusia, karena penularanya
yang sangat mudah. Untuk itu perlu di pelajari mendalam tentang penyakit yang
amat infeksius ini untuk bisa mengantisipasi dan mengendalikan kesehatan
masyarakat agar tidak menjadi penyakit yang terus merenggut nyawa manusia.
1.2.
Rumusan
masalah
1.
Apa pengertian TB Paru ?
2.
Apa etiologi dari TB paru ?
3.
Apakah Patofisiologi dari TB Paru ?
4.
Apa saja tanda dan gejala TB paru ?
5.
Apa saja pemeriksaan Diagnostik TB paru
?
6.
Apakah Penatalaksanaan kasus TB paru ?
1.3.
Tujuan
1.
Mengetahui apa Pengertian TB paru .
2.
Mengetahui etiologi dari TB paru.
3.
Mengetahui Patofisiologi dari TB paru.
4.
Mengetahui tanda dan gejala dari TB
paru.
5.
Mengetahui pemeriksaan apa saja yang di
lakukan untuk pasien TB paru.
6.
Mengetahui Penatalaksanaan dari kasus TB
Paru.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian
Tuberkulosis
merupakan penyakit infeksi yang disebabkan
olehMycobacterium tuberculosis. Kuman batang tanhan asam ini dapat
merupakan organisme patogen maupun saprofit. Ada beberapa mikrobakteria patogen
, tettapi hanya strain bovin dan human yang patogenik terhadap manusia. Basil
tuberkel ini berukuran 0,3 x 2 sampai 4 μm, ukuran ini lebih kecil dari satu
sel darah merah.Tuberkulosis Adalah penyakit
infeksius,yang terutama menyerang parenkim paru(Smeltzer,2002). Tuberkulosis Adalah
penyakit yang daya penularannya sangat tinggi dan sistemik (Reeves,2001)
2.2.
Etiologi
Tuberkulosis
ditularkan dari orang ke orang melalui tranmisi udara . Individu
terinfeksi melalui berbicara, batuk, bersin, tertawa, bernyanyi melepaskan
droplet besar (>100 mikron) dan kecil (1-5 mikron). Droplet besar menetap
& kecil tertahan dan terhdup oleh individu yang rentan. Penyebab TB adalah
mycobacterium tuberkulosis, berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-4 / Um dan
tebal 0.3-0.6 / Um. Sebagian besar kuman terdiri dari asam lemak (lipid). Kuman
ini dpt hidup pada udara kering maupun dlm keadaan dingin (bertahun2 dlm lemari
esdormant). Kuman
hidup sbg parasit intraseluler yakni sitoplasma makropag,makropag yg
mempagositosis awalnya kemudian
disenangi karena banyak mengandung lemak. Sifat kuman ini aeroblebih menyenangi
jaringan yg tinggi oksigen,khususnya bagian apikal paru shg menjadi tempat
predileksi
2.3. Patofisiologi
Tempat masuk kuman mycobacterium tuberkulosis adalah
saluran pernapasan, saluran pencernaan, dan luka terbuka pada kulit
(Price,1995). Individu rentan yg menghirup basil tuberkulosis dan menjadi
terinfeksi. Bakteri dipindahkan melalui jalan napas ke alveoli, kemudian
memperbanyak diri. Basil juga dipindahkan melalui sistem limfe dan aliran darah
ke bagian tubuh laian, mis ginjal,tulang,korteks serebri, dan area paru2 lain.
Sistem imun tubuh berespon dengan melakukan reaksi inflamasi. Fagosit
(neutrofil & makrofag) menelan banyak bakteri; limfosit spesifik
tuberkulosis melisis (menghancurkan basil dan jaringan normal.
Reaksi jaringan ini mengakibatkan penumpukan eksudat
dalam alveoli dan menyebabkan bronkopneumonia Infeksi awal biasanya timbul 2-10
minggu setelah pemajanan. Masa jaringan baru disebut granulomas, yg merupakan
gumpalan basil yang sudah mati dan masih hidup, yg dikelilingi oleh makrofag yg
membentuk dinding. Granulomas diubah menjadi massa jaringan fibrosa. Bag sentral dr
jar fibrosa disebut tuberkel Ghon. 10% dr individu yg terinfeksi mengalami penyakit
aktif.
2.4.
Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala pada klien secara obyektif adalah :
1.
Keadaan
postur tubuh klien yang tampak etrangkat kedua bahunya.
2.
BB
klien biasanya menurun; agak kurus.
3.
Demam,
dengan suhu tubuh bisa mencapai 40 - 41° C.
4.
Batu
lama, > 1 bulan atau adanya batuk kronis.
5.
Batuk
yang kadang disertai hemaptoe.
6.
Sesak
nafas.
7.
Nyeri
dada.
8.
Malaise,
(anorexia, nafsu makan menurun, sakit kepala, nyeri otot, berkeringat pada
malam hari).
2.5. Pemeriksaan Diagnostik
1.
Kultur
sputum : positif untuk mycobakterium pada tahap akhir penyakit.
2.
Ziehl
Neelsen : (pemakaian asam cepat pada gelas kaca untuk usapan cairan darah)
positif untuk basil asam cepat.
3.
Test
kulit : (PPD, Mantoux, potongan vollmer) ; reaksi positif (area durasi 10 mm)
terjadi 48 – 72 jam setelah injeksi intra dermal. Antigen menunjukan infeksi
masa lalu dan adanya anti body tetapi tidak secara berarti menunjukan penyakit
aktif. Reaksi bermakna pada pasien yang secara klinik sakit berarti bahwa TB
aktif tidak dapat diturunkan atau infeksi disebabkan oleh mycobacterium yang
berbeda.
4.
Elisa
/ Western Blot : dapat menyatakan adanya HIV.
5.
Foto
thorax ; dapat menunjukan infiltrsi lesi awal pada area paru atas, simpanan
kalsium lesi sembuh primer atau efusi cairan, perubahan menunjukan lebih luas
TB dapat masuk rongga area fibrosa.
6.
Histologi
atau kultur jaringan ( termasuk pembersihan gaster ; urien dan cairan
serebrospinal, biopsi kulit ) positif untuk mycobakterium tubrerkulosis.
7.
Biopsi
jarum pada jarinagn paru ; positif untuk granula TB ; adanya sel raksasa
menunjukan nekrosis.
8.
Elektrosit,
dapat tidak normal tergantung lokasi dan bertanya infeksi ; ex ;Hyponaremia,
karena retensi air tidak normal, didapat pada TB paru luas. GDA dapat tidak
normal tergantung lokasi, berat dan kerusakan sisa pada paru.
9.
Pemeriksaan
fungsi pada paru ; penurunan kapasitas vital, peningkatan ruang mati,
peningkatan rasio udara resido dan kapasitas paru total dan penurunan saturasi
oksigen sekunder terhadap infiltrasi parenkhim / fibrosis, kehilangan jaringan
paru dan penyakit pleural (TB paru kronis luas).
2.6. Penatalaksanaan
Dalam pengobatan TB paru dibagi 2 bagian :
1.
Jangka
pendek.
Dengan tata cara pengobatan : setiap
hari dengan jangka waktu 1 – 3 bulan.
· Streptomisin inj 750 mg.
· Pas 10 mg.
Kemudian dilanjutkan dengan jangka panjang, tata cara
pengobatannya adalah setiap 2 x seminggu, selama 13 – 18 bulan, tetapi setelah
perkembangan pengobatan ditemukan terapi.
Therapi TB paru dapat dilakkukan dengan minum obat saja, obat yang diberikan dengan jenis
Therapi TB paru dapat dilakkukan dengan minum obat saja, obat yang diberikan dengan jenis
· INH.
· Ethambutol.
Dengan
fase selama 2 x seminggu, dengan lama pengobatan kesembuhan menjadi 6-9 bulan.
2.
Dengan
menggunakan obat program TB paru kombipack bila ditemukan dalam pemeriksan
sputum BTA ( + ) dengan kombinasi obat :
· Rifampicin.
· Isoniazid (INH).
· Ethambutol.
· Pyridoxin (B6).
A.
Pengkajian
1.
Aktivitas
/ istirahat.
Gejala :
· Kelelahan umum dan kelemahan.
· Nafas pendek karena bekerja.
· Kesulitan tidur pada malam atau
demam pada malam hari, menggigil dan atau berkeringat.
· Mimpi buruk.
Tanda
:
· Takhikardi, tachipnoe, / dispnoe
pada kerja.
· Kelelahan otot, nyeri dan sesak
(pada tahap lanjut).
2.
Integritas
Ego.
Gejala :
· Adanya faktor stres lama.
· Masalah keuanagan, rumah.
· Perasaan tak berdaya / tak ada
harapan.
· Populasi budaya.
Tanda :
· Menyangkal. (khususnya selama tahap
dini).
· Ancietas, ketakutan, mudah
tersinggung.
3.
Makanan
/ cairan.
Gejala :
· Anorexia.
· Tidak dapat mencerna makanan.
· Penurunan BB.
Tanda :
· Turgor kulit buruk.
· Kehilangan lemak subkutan pada otot.
4.
Nyeri
/ kenyamanan.
Gejala :
· Nyeri dada meningkat karena batuk
berulang.
Tanda :
· Berhati-hati pada area yang sakit.
· Perilaku distraksi, gelisah.
5.
Pernafasan.
Gejala :
· Batuk produktif atau tidak
produktif.
· Nafas pendek.
· Riwayat tuberkulosis / terpajan pada
individu terinjeksi.
Tanda :
· Peningkatan frekuensi nafas.
· Pengembangan pernafasan tak
simetris.
· Perkusi dan penurunan fremitus
vokal, bunyi nafas menurun tak secara bilateral atau unilateral (effusi pleura
/ pneomothorax) bunyi nafas tubuler dan / atau bisikan pektoral diatas lesi
luas, krekels tercatat diatas apeks paru selam inspirasi cepat setelah batuk
pendek (krekels – posttusic).
· Karakteristik sputum ; hijau
purulen, mukoid kuning atau bercampur darah.
· Deviasi trakeal ( penyebaran
bronkogenik ).
· Tak perhatian, mudah terangsang yang
nyata, perubahan mental ( tahap lanjut ).
6.
Keamanan.
Gejala :
· Adanya kondisi penekana imun, contoh
; AIDS, kanker, tes HIV positif (+)
Tanda :
7.
Interaksi
sosial.
Gejala :
· Perasaan isolasi / penolakan karena
penyakit menular.
· Perubahan pola biasa dalam tangguang
jaawab / perubahan kapasitas fisik untuk melaksankan peran.
8.
Penyuluhan
/ pembelajaran.
Gejala :
· Riwayat keluarga TB.
· Gagal untuk membaik / kambuhnya TB.
· Tidak berpartisipasi dalam therapy.
B.
Diagnosa keperawatan Yang Muncul
1. Bersihan jalan napas tak efektif
berhubungan dengan sekresi yang kental/darah.
ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT TB PARU
DI
RS.H.M RABAIN MUARA ENIM
PENGKAJIAN
I. BIODATA.
A.
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. Ahmad Syuka
Umur : 69 th.
Jenis
kelamin : Laki Laki
Pendidikan : SLTA
Agama : Islam.
Suku
/ Bangsa : Sumatera /
Indonesia.
Status
perkawinan : Kawin.
Alamat : Ds.
Gunung kembang, Kec. Merapi Timur, Kodya Lahat,Sumsel.
Tgl
masuk RS / Pusk : 13-12-2011
Tgl
pengkajian : 14-12-2011
Dignosa
medis : Susp. TB
paru.
II. RIWAYAT PENYAKIT.
A. Keluhan utama.
Batuk berkepanjangan tidak sembuh sembuh, sesak saat
Bernafas, Badan demam.
B. Riwayat penyakit sekarang.
Suhu
tubuh meningkat sejak tanggal 11-12-2011, Batuk sejak 1 bulan yang lalu.
Keluhan lain bapak mengalami sesak pada saat bernafas, nafsu makan kurang, dan
berat badan berangsur angsur turun badan lemah.
Tanggal 13-12-2012 Pasien memutuskan untuk datang berobat ke RSUD H.M.RABAIN Muara Enim karena Berat badan yang kian turun , sesak yang terus menerus dan Batuk yang tidak sembuh dengan Minum obat yang di beli dari warung.
C. Riwayat penyakit terdahulu.
Tidak
Ada
III. PEMERIKSAAN FISIK.
A. Keadaan umum.
Kesadaran : Komposmentis.
Vital sign • TD : 120 / 70 mmhg • Temp : 38,5° C.
• Nadi : 84 x / mt • Resp : 30 x / mt.
• TB : 158 cm • BB : 45 kg.
B. Kulit.
·
Kulit
tampak Kering, lesi (-). Tanda peradangan (-). Gejala cianosis (-).
·
Turgor
kulit baik, cepat kembali < 2 detik.
·
Kelembaban
kulit Kurang.
C. Kepala.
·
Warna
rambut hitam pekat, tampak adanya uban pada sebagian rambut.
·
Distribusi
rambut merata.
·
Tidak
terdapat adanya benjolan.
·
Bentuk
kepala Oval
D. Penglihatan.
·
Tidak
terdapat adanya oedema palpebra.
·
Konjungtiva
mata tidak ikterik.
·
Sklera
mata Pucat.
·
Refleks
pupil terhadap cahaya (+).
E. Penciuman & Hidung.
·
Bentuk
hidung simetris.
·
Pernafasan
cuping hidung (+).
·
Tidak
terdapat adanya sekret pada lubang hidung.
·
Penciuman
kurang baik.
F.
Pendengaran
& Telinga.
·
Bentuk
telinga simetris dextrta dan sinistra.
·
Lubang
telinga bersih, tidak terdapat adanya sekret.
·
Pendengaran
berfungsi baik. Dapat merespon dengan baik pertanyaan perawat
G. Mulut.
·
Bentuk
bibir simetris atas dan bawah.
·
Mukosa
bibir kering dan tampak pucat.
·
Warna
lidah merah bercak keputihan.
·
Tidak
terdapat adanya pembengkakan gusi.
H. Leher.
·
Pulsasi
vena jugularis (-).
·
Pembesaran
kelenjar thyroid (-).
·
Tidak
ada pembatasan gerak leher.
I.
Dada
/ Pernafasan / Sirkulasi.
·
Bentuk
simetris, retraksi dinding dada (+).
·
Fremitus
vokal (+) dextra dan sinistra.
·
BJ 1 dan Bj 2 terdengar, ronchi & whezing
(-).
·
Bernafas
terasa sesak.
J.
Abdomen.
·
Bentuk
simetris, ascites (-).
·
Nyeri
tekan epigastrium (+).
·
Terjadi
penurunan bising usus.
K. Sistem reproduksi.
·
Jenis
kelamin laki-laki.
·
Menurut
pasien tidak ada gangguan / kelainan pada organ reproduksi.
L. Ekstremitas atas & bawah.
·
Akral
hangat, ekstremitas atas dapat digerakan, terpasang infus pada tangan kanan.
Ikterik (+). Bentuk tangan simetris, jumlah jari lengkap,pertumbuhan kuku
normal.
·
Ekstremitas
bawah dapat digerakan, ikterik (+). Tonus otot lemah.
·
Adanya
kelemahan umum dalam beraktifitas.
IV. KEBUTUHAN FISIK, PSIKOLOGIS,
SOSIAL & SPIRITUAL.
A. Aktivitas & Istirahat.
·
Di
rumah : aktivitas sehari-hari sebagai kepala keluarga
·
Pola
istirahat tidur malam ± 5 - 6 jam.
·
Di
RS : aktivitas di RS dibantu oleh keluarga pasien. Istirahat siang hanya 1 jam,
dan istirahat / tidur malam ± 7 jam.
B. Personal hygiene.
·
Pola
mandi 2 x sehari. Gosok gigi 2 x sehari.
·
Ganti
baju 2 x sehari.
·
Potong
kuku 1 minggu sekali. Sanitasi air bersih dari sumber PDAM. Tapi sering ke
sungai
·
Selama
di RS pasien tidak bisa mandi, hanya diseka saja oleh keluaraga pasien.
C. Nutrisi.
·
Pola
makan biasanya 3 x sehari, terdiri dari lauk dan pauk.porsi sekali makan bisa
sampai 2 piring.
·
Minum
air putih sampai dengan 1 ½ liter sehari.tidak suka minum kopi.
·
Di
RS diet px bubur rendah lemak. Tetapi px hanya mampu menghabiskan ½ bagian
saja.
·
Nutrisi
parenteral Ivfd RL 30 tts / mt.
D. Eliminasi.
·
Di
rumah : Pola BAB 1 x sehari, biasanya pada pagi hari.
Pola BAK 5 – 7 sehari.
Pola BAK 5 – 7 sehari.
·
Di
RS : Pola BAK tidak ada keluhan, tetap seperti biasa.
Sejak masuk RS sampai dengan sekarang px belum ada Bab
Sejak masuk RS sampai dengan sekarang px belum ada Bab
E. Sexualitas.
·
Lamanya
menikah 38 tahun
·
Istri
pasien 1 orang berusia 60 tahun.
F.
Psikososial.
· Selama di RS pasien tampak tenang
menerima penyakitnya.
· Pasien tampak koopertif dan terbuka
dengan perawat.
· Pasien terlihat lebih diam karena KU
yang lemah.
G. Spiritual.
·
Pasien
beragama Islam.
·
Menurut
pasien, parahnya sakitnya ia tidak dapat sembahyang seperti biasanya.
·
Pasien
tampak tabah dalam menjalani program pengobatan.
V. PROSEDUR DIAGNOSTIK DAN
PENGOBATAN.
A.
Laboratorium.
HB : 10,5 gr% (anemi ringan )
HB : 10,5 gr% (anemi ringan )
SGOT :
21 ( N : <18)
*Hasil lain dalam batasan Normal.
B.
Rontgen
Hasil :……………………..
Hasil :……………………..
C.
EKG.
Hasil :…………………….
Hasil :…………………….
D.
Pengobatan
:
·
Ranitidin
tab 2 x 1 tab
·
Ciproprolaxin
tab 2 x 1 tab
·
Ventolin
nebule
·
IvFD
RL GTT XX x/m
·
O2
10 liter/Menit dengan sungkup.
VI.ANALISA DATA
PROSEDUR
|
Asuhan Keperawatan Pada Pasien TB paru
|
|
1. ANALISIS DATA
|
||
Data
|
Kemungkinan Penyebab dampak
/dampak
|
Masalah
|
DS:
- pasien mengeluh badannya panas karena proses inflamasi aktif
DO
-suhu tubuh>38°C
-pasien tampak gelisah
-keringat banyak keluar
-pemeriksaan Leukosit
|
Bakteri
TB masuk ke tubuh
↓
Terjadi reaksi imun yang
Merangsang pusat keseimbangan
suhu tubuh
↓
Suhu tubuh meningkat
|
Gangguan keseimbangan suhu tubuh :
Hyperthermia
|
DS
-pasien mengatakan tidak nafsu makan.
DO
-porsi makan tidak habis
-pasien lemah
-BB menurun
|
Pasien
Batuk
↓
Penciuman terganggu
↓
Tidak
mempunyai Nafsu Makan
|
Gangguan pemenuhan kebutuhan
nutrisi
|
DS
-Pasien Mengatakan susah bernafas
DO
-pasien tampak pucat dan lesu
-pasien tampak lemah
-Bernafas
megap megap
|
Terdapat
sekret dalam paru membuat Bapak susah untuk bernafas sehiggapemenuhan O2
terganggu.
|
Gangguan pemenuhan kebutuhan Sirkulasi O2
|
VII.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Beberapa masalah keperawatan yang
mungkin muncul pada penderita hepatitis :
- Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan, perasaan tidak
nyaman di kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan
makanan, kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena
anoreksia.
- Gangguan
pemenuhan O2 karena nafas sesak.
- Hypertermi
berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap infeksi
bakteri TB.
- Risiko
tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat menular dari
agent virus
VIII.INTERVENSI
1.
Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan, perasaan tidak nyaman di kuadran kanan
atas, gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan, kegagalan masukan
untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan muntah.
Hasil yang diharapkan : Menunjukkan peningkatan berat
badan mencapai tujuan dengan nilai laboratorium normal dan bebas dari
tanda-tanda mal nutrisi.
a. Ajarkan dan bantu klien untuk
istirahat sebelum makan
R/ keletihan berlanjut menurunkan
keinginan untuk makan
b. Pertahankan hygiene mulut yang baik
sebelum makan dan sesudah makan
R/ akumulasi partikel makanan di
mulut dapat menambah baru dan rasa tak sedap yang menurunkan nafsu makan.
c. Anjurkan makan pada posisi duduk
tegak
R/
menurunkan rasa penuh pada abdomen dan dapat meningkatkan pemasukan
d. Berikan diit tinggi kalori, rendah
lemak
R/ glukosa dalam karbohidrat cukup
efektif untuk pemenuhan energi, sedangkan lemak sulit untuk
diserap/dimetabolisme.
2.
Hypertermi berhubungan dengan invasi agent
dalam sirkulasi darah sekunder terhadap Penyebaran bakteri TB di darah.
Hasil yang diharapkan : Tidak terjadi peningkatan suhu
a. Monitor tanda vital : suhu badan
R/ sebagai indikator untuk
mengetahui status hypertermi
b. Ajarkan klien pentingnya
mempertahankan cairan yang adekuat (sedikitnya 2000 l/hari) untuk mencegah
dehidrasi, misalnya sari buah 2,5-3 liter/hari.
R/ dalam kondisi demam terjadi
peningkatan evaporasi yang memicu timbulnya dehidrasi
c. Berikan kompres hangat pada lipatan
ketiak dan femur
R/ menghambat pusat simpatis di
hipotalamus sehingga terjadi vasodilatasi kulit dengan merangsang kelenjar
keringat untuk mengurangi panas tubuh melalui penguapan
d. Anjurkan klien untuk memakai pakaian
yang menyerap keringat
R/ kondisi kulit yang mengalami
lembab memicu timbulnya pertumbuhan jamur. Juga akan mengurangi kenyamanan
klien, mencegah timbulnya ruam kulit.
3.
Pola
nafas tidak efektif berhubungan dengan pengumpulan cairan intraabdomen, asites
penurunan ekspansi paru dan akumulasi sekret.
Hasil yang diharapkan :
Pola nafas adekuat
Intervensi :
a. Awasi frekwensi , kedalaman dan
upaya pernafasan
R/ pernafasan dangkal/cepat
kemungkinan terdapat hipoksia atau akumulasi cairan dalam abdomen
b. Auskultasi bunyi nafas tambahan
R/
kemungkinan menunjukkan adanya akumulasi cairan
c. Berikan posisi semi fowler
R/ memudahkan pernafasan denagn
menurunkan tekanan pada diafragma dan meminimalkan ukuran sekret
d. Berikan latihan nafas dalam dan
batuk efektif
R/ membantu ekspansi paru dalam
memobilisasi lemak
e. Berikan oksigen sesuai kebutuhan
R/ mungkin perlu untuk mencegah
hipoksia
4. Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi
berhubungan dengan sifat menular dari agent virus
Hasil yang diharapkan : Tidak menunjukkan tanda-tanda
infeksi.
a. Gunakan kewaspadaan umum terhadap
substansi tubuh yang tepat untuk menangani semua cairan tubuh
· Cuci tangan sebelum dan sesudah
kontak dengan semua klien atau spesimen
· Gunakan sarung tangan untuk kontak
dengan darah dan cairan tubuh
· Tempatkan spuit yang telah digunakan
dengan segera pada wadah yang tepat, jangan menutup kembali atau memanipulasi
jarum dengan cara apapun
R/ pencegahan tersebut dapat memutuskan metode transmisi bakteri TB.
b.
Gunakan teknik pembuangan sampah
infeksius, linen dan cairan tubuh dengan tepat untuk membersihkan
peralatan-peralatan dan permukaan yang terkontaminasi
R/ teknik ini
membantu melindungi orang lain dari kontak dengan materi infeksius dan mencegah
transmisi penyakit
c.
Jelaskan pentingnya mencuci tangan
dengan sering pada klien, keluarga dan pengunjung lain dan petugas pelayanan
kesehatan.
R/ mencuci
tangan menghilangkan organisme yang merusak rantai transmisi infeksi
d. Rujuk ke petugas pengontrol infeksi
untuk evaluasi departemen kesehatan yang tepat
R/ rujukan tersebut perlu untuk
mengidentifikasikan sumber pemajanan dan kemungkinan orang lain terinfeksi
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Tuberkulosis Adalah penyakit
infeksius,yang terutama menyerang parenkim paru(Smeltzer,2002). Tuberkulosis
Adalah penyakit yang daya penularannya sangat tinggi dan sistemik (Reeves,2001).
Tuberkulosis
ditularkan dari orang ke orang melalui tranmisi udara.
·
Tanda dan gejala pada klien secara obyektif adalah :
1.
Keadaan
postur tubuh klien yang tampak etrangkat kedua bahunya.
2.
BB
klien biasanya menurun; agak kurus.
3.
Demam,
dengan suhu tubuh bisa mencapai 40 - 41° C.
4.
Batuk
lama, > 1 bulan atau adanya batuk kronis.
5.
Batuk
yang kadang disertai hemaptoe.
6.
Sesak
nafas.
7.
Nyeri
dada.
8.
Malaise,
(anorexia, nafsu makan menurun, sakit kepala, nyeri otot, berkeringat pada
malam hari).
3.2.
Saran
Diharapkan kepada baik tenaga
kesehatan dan masyarakat sekitar memahami bahwa TB paru merupakan penyakit
infeksius yang sangat berbahaya dan mudah menular. Untuk itu agar dapat
menyadari gejala dini darah penyakit ini agar dapat terhindar dari penularanya
dan mengurangi angka kematian dari masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
http://askep-asuhankeperawatan.blogspot.com/2009/08/askep-asuhan-keperawatan-tuberkulosis.html
0 komentar:
Posting Komentar